Kamis, 17 Januari 2019

What can I do for you ?


Banyak orang berpikiran bahwa orang yang sedang depresi itu cara penangannya adalah dengan diberikan semangat, dimotivasi, dan hal-hal yang semacamnya. Tapi sebenarnya ada cara yang lebih tepat dan efektif untuk menghadapi orang depresi. Jika kamu orang terdekat dari penderita depresi, sebaiknya hindari memberikan motivasi-motivasi yang justru kemungkinan akan mereka bantah dan bisa memperburuk keadaan mereka.

Lalu sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh penderita depresi dari orang-orang terdekatnya ?

Percayalah bahwa sebenarnya mereka butuh ketenangan. Ya ketenangan. Itulah sebabnya mereka yang depresi cenderung menginginkan bunuh diri karena mereka berpikiran, bahwa kematian bisa membuat mereka tenang. Tenang karena bisa terlepas dari segala beban dan pikiran semasa hidup. Meskipun sebenarnya itu pemikiran yang salah sebab setelah kematian ada akhirat dimana segala perbuatan kita di dunia di pertanggungjawabkan tapi tetap saja bagi orang yang mengalami depresi, kematian adalah solusi tercepat dan final yang bisa mereka pikirkan untuk bisa menenangkan diri. Bisa terlepas dari segala pikiran dan beban yang ada. Sehingga, berikanlah ketenangan pada mereka.

Bagaimana cara memberikan ketenangan pada mereka yang depresi ?

Berikan kasih sayang dan pengertian kamu pada mereka. Tunjukkan bahwa mereka tidak menghadapi semuanya sendiri. Sehingga mereka tidak perlu mengkhwatirkan semuanya sendirian. Karena ada orang lain yang juga memikirkan masalah yang sama dengannya. Bahwa orang lain juga memiliki masalah yang sama dan peduli dengan masalahnya. Dimana kamu sebagai orang terdekatnya, ingin membantunya menyelesaikan masalah itu. Yang berarti dia bisa meminta pertolongan kepada kamu, kapanpun dia kesulitan. Sesederhana dengan bilang “Aku bantu” untuk menanggapi curhatan mereka. Itu sebenarnya sudah cukup bisa menenangkan mereka.

Ajak mereka ke tempat yang tenang sehingga bisa meluapkan isi hati dan pikiran mereka pada kamu. Suasana yang tenang itu membantu mereka untuk bisa lebih terbuka kepada kamu. Privasi juga dibutuhkan karena mereka tentunya hanya ingin membicarakan masalahnya dengan orang-orang tertentu saja. Biarkan dia mengeluarkan semuanya walaupun itu menggunakan kata-kata kasar dan ungkapan paling putus asa sekalipun. Ketika mereka sudah mulai tenang kembali, barulah ajak bicara.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah, apa yang perlu dibicarakan ?

Tentunya kamu ingin sekali mengajak mereka berpikir rasional, bukan ? Karena melihat sikap mereka yang tidak obyektif memandang suatu realitas. Terlalu dilebih-lebihkan. Tapi, itu bukan berarti dengan mudah kamu bisa bilang “Jangan berpikir begitu”. Sungguh, itu perkataan yang sebenarnya ingin dilakukan sejak awal oleh mereka yang depresi. Karena mereka sebenarnya tidak mau berpikir berlebihan hingga menjadi irasional. Mereka tidak mau selalu berpikiran negatif atau buruk. Masalahnya adalah, pikiran seperti itu sulit dicegah. Hal itu sudah seperti sesuatu yang otomatis terjadi pada diri mereka.

Pikiran-pikiran negatif selalu menghampiri mereka. Hal-hal terburuk yang bisa terjadi selalu ada dalam bayangan mereka. Kejelekkan dalam diri selalu menjadi fokus utama mereka, entah itu dalam bentuk fisik, tindakan, ataupun kepribadian. Bagi mereka, rasanya seolah-seolah mereka itu selalu menggunakan kacamata yang hanya bisa menampilkan sisi negatif ataupun buruk dari segala hal. Kacamata “minus” yang sesungguhnya. Tidak ada yang namanya “bahagia”, “berhasil”, “mampu”, dan segala kata-kata positif lainnya. Karena memang sisi positif itu tidak pernah bisa mereka lihat dengan kacamata “minus” yang mereka gunakan.

Cara yang baik untuk mengajak mereka rasional adalah dengan kamu berpikir dan bersikap sebaliknya. Jadilah antitesa dari segala argumen negatif yang dilontarkan oleh mereka. Tentu ini tidak mudah karena butuh pengetahuan yang luas dan kecerdasan untuk mencari argumen apa yang tepat untuk membantah mereka. Selain itu kamu juga membutuhkan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi sikap putus asa dan negativity mereka. 

Contohnya ketika dia bilang “Aku tidak bisa”, kamu bisa mengatakan “Ada aku yang bisa, jadi aku bisa membantumu, mari kita lakukan bersama”. Atau dengan mengatakan bahwa ada kemampuan-kemampuan yang sebenarnya dia miliki sehingga dia pasti bisa melakukannya. Tapi tentu saja pernyataan kamu itu haruslah memang benar adanya, bahwa kamu memang bisa melakukan hal tersebut dan kemampuan-kemampuan itu memang ada. Pernyataaanmu haruslah obyektif sesuai kenyataannya agar mereka sulit mengelak.

Intinya adalah tunjukkan obyektifitasnya, bahwa memang benar ada sisi negatifnya, tapi sisi positifnya juga ada. Sebab orang yang depresi sering kali melupakan atau bahkan mengabaikan keberadaan hal yang positif itu meskipun kenyataannya hal positif itu ada. Dengan begitu kamu juga bisa menunjukkan bahwa apa yang mereka pikirkan tidaklah seburuk kenyataannya. Bahkan kadang mungkin kenyataannya itu lebih baik dari apa yang mereka pikirkan. Ketakutan-ketakutan yang mereka hadapi juga bisa berkurang dengan mengetahui bahwa apa yang terjadi tidaklah seburuk dugaan mereka.

Selain dengan kata-kata, tindakan juga bisa kamu lakukan untuk menghadapi mereka. Misalnya dengan memberikan sentuhan fisik seperti merangkul, memeluk, atau memegang tangannya ketika dia sedang bersedih akibat depresinya itu. Ya tapi yang bisa ngelakuin itu cuman yang sesama muhrimnya. Kalaupun bukan muhrim, tindakan yang bisa dilakukan dengan cara memberikan atau melakukan sesuatu untuknya. Seperti dengan memberi makanan kesukaannya atau membantunya menyelesaikan tugas. Tindakan-tindakan tersebut bisa menunjukkan pada mereka bahwa kamu benar-benar peduli dan ingin membantu mereka.

Tapi, perlu diingat bahwa cara yang aku sebutkan di sebelumnya bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah depresi mereka. Cara-cara tersebut hanyalah untuk penanganan awal untuk bsia menghadapi mereka. Istilahnya itu hanya penyelesaian di permukaan. Karena untuk mengatasi depresi itu sendiri, tidak cukup hanya dengan ditenangkan.

Lha…trus gimana cara membantu mereka supaya bisa selesai masalahnya ?

Kamu sebagai orang terdekatnya tentu bisa membantu dan punya andil dalam proses kesembuhan depresinya. Tapi terkadang memang ada kasus-kasus depresi yang penanganannya butuh bantuan ahli. Jadi tips yang akan aku sampaikan terkait cara membantu ini, hanyalah bentuk penanganan yang bisa dilakukan oleh orang terdekat. Dan tidak bisa dipastikan akan langsung ampuh menyelesaikan masalah. Jika memang meskipun kamu sudah membantunya sekuat tenaga tapi kondisinya masih sama, berarti memang bukan kapasitasmu untuk itu. Kemungkinan dia butuh bantuan ahli.

Untuk cara menyelesaikan masalahnya, mungkin akan dibahas di lain waktu dan postingan berbeda karena postingan ini sudah terlalu panjang.

Semoga bermanfaat.

Catatan: Tulisan ini berdasarkan pengalaman penulis dan bersifat umum. Sehingga tidak bisa dijadikan dasar utama dalam bertindak. Tujuannya hanya untuk jadi inspirasi saja.

Tidak ada komentar: