Banyak orang berpikiran bahwa orang yang sedang
depresi itu cara penangannya adalah dengan diberikan semangat, dimotivasi, dan
hal-hal yang semacamnya. Tapi sebenarnya ada cara yang lebih tepat dan efektif
untuk menghadapi orang depresi. Jika kamu orang terdekat dari penderita
depresi, sebaiknya hindari memberikan motivasi-motivasi yang justru kemungkinan
akan mereka bantah dan bisa memperburuk keadaan mereka.
Lalu sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh
penderita depresi dari orang-orang terdekatnya ?
Percayalah bahwa sebenarnya mereka butuh
ketenangan. Ya ketenangan. Itulah sebabnya mereka yang depresi cenderung
menginginkan bunuh diri karena mereka berpikiran, bahwa kematian bisa membuat
mereka tenang. Tenang karena bisa terlepas dari segala beban dan pikiran semasa
hidup. Meskipun sebenarnya itu pemikiran yang salah — sebab setelah
kematian ada akhirat dimana segala perbuatan kita di dunia di pertanggungjawabkan
— tapi tetap saja bagi orang yang mengalami depresi, kematian adalah
solusi tercepat dan final yang bisa mereka pikirkan untuk bisa menenangkan
diri. Bisa terlepas dari segala pikiran dan beban yang ada. Sehingga, berikanlah
ketenangan pada mereka.
Bagaimana cara memberikan ketenangan pada
mereka yang depresi ?
Berikan kasih sayang dan pengertian kamu pada
mereka. Tunjukkan bahwa mereka tidak menghadapi semuanya sendiri. Sehingga
mereka tidak perlu mengkhwatirkan semuanya sendirian. Karena ada orang lain
yang juga memikirkan masalah yang sama dengannya. Bahwa orang lain juga
memiliki masalah yang sama dan peduli dengan masalahnya. Dimana kamu sebagai
orang terdekatnya, ingin membantunya menyelesaikan masalah itu. Yang berarti
dia bisa meminta pertolongan kepada kamu, kapanpun dia kesulitan. Sesederhana
dengan bilang “Aku bantu” untuk menanggapi curhatan mereka. Itu sebenarnya
sudah cukup bisa menenangkan mereka.
Ajak mereka ke tempat yang tenang sehingga bisa
meluapkan isi hati dan pikiran mereka pada kamu. Suasana yang tenang itu
membantu mereka untuk bisa lebih terbuka kepada kamu. Privasi juga dibutuhkan
karena mereka tentunya hanya ingin membicarakan masalahnya dengan orang-orang
tertentu saja. Biarkan dia mengeluarkan semuanya walaupun itu menggunakan
kata-kata kasar dan ungkapan paling putus asa sekalipun. Ketika mereka sudah
mulai tenang kembali, barulah ajak bicara.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah, apa
yang perlu dibicarakan ?
Tentunya kamu ingin sekali mengajak mereka
berpikir rasional, bukan ? Karena melihat sikap mereka yang tidak obyektif memandang
suatu realitas. Terlalu dilebih-lebihkan. Tapi, itu bukan berarti dengan mudah kamu
bisa bilang “Jangan berpikir begitu”. Sungguh, itu perkataan yang sebenarnya
ingin dilakukan sejak awal oleh mereka yang depresi. Karena mereka sebenarnya
tidak mau berpikir berlebihan hingga menjadi irasional. Mereka tidak mau selalu
berpikiran negatif atau buruk. Masalahnya adalah, pikiran seperti itu sulit
dicegah. Hal itu sudah seperti sesuatu yang otomatis terjadi pada diri mereka.
Pikiran-pikiran negatif selalu menghampiri
mereka. Hal-hal terburuk yang bisa terjadi selalu ada dalam bayangan mereka.
Kejelekkan dalam diri selalu menjadi fokus utama mereka, entah itu dalam bentuk
fisik, tindakan, ataupun kepribadian. Bagi mereka, rasanya seolah-seolah mereka
itu selalu menggunakan kacamata yang hanya bisa menampilkan sisi negatif
ataupun buruk dari segala hal. Kacamata “minus” yang sesungguhnya. Tidak ada
yang namanya “bahagia”, “berhasil”, “mampu”, dan segala kata-kata positif
lainnya. Karena memang sisi positif itu tidak pernah bisa mereka lihat dengan
kacamata “minus” yang mereka gunakan.
Cara yang baik untuk mengajak mereka rasional
adalah dengan kamu berpikir dan bersikap sebaliknya. Jadilah antitesa dari
segala argumen negatif yang dilontarkan oleh mereka. Tentu ini tidak mudah
karena butuh pengetahuan yang luas dan kecerdasan untuk mencari argumen apa
yang tepat untuk membantah mereka. Selain itu kamu juga membutuhkan kesabaran
yang tinggi dalam menghadapi sikap putus asa dan negativity mereka.
Contohnya ketika dia bilang “Aku tidak bisa”, kamu
bisa mengatakan “Ada aku yang bisa, jadi aku bisa membantumu, mari kita lakukan
bersama”. Atau dengan mengatakan bahwa ada kemampuan-kemampuan yang sebenarnya
dia miliki sehingga dia pasti bisa melakukannya. Tapi tentu saja pernyataan kamu
itu haruslah memang benar adanya, bahwa kamu memang bisa melakukan hal tersebut
dan kemampuan-kemampuan itu memang ada. Pernyataaanmu haruslah obyektif sesuai
kenyataannya agar mereka sulit mengelak.
Intinya adalah tunjukkan obyektifitasnya, bahwa
memang benar ada sisi negatifnya, tapi sisi positifnya juga ada. Sebab orang
yang depresi sering kali melupakan atau bahkan mengabaikan keberadaan hal yang
positif itu meskipun kenyataannya hal positif itu ada. Dengan begitu kamu juga
bisa menunjukkan bahwa apa yang mereka pikirkan tidaklah seburuk kenyataannya.
Bahkan kadang mungkin kenyataannya itu lebih baik dari apa yang mereka
pikirkan. Ketakutan-ketakutan yang mereka hadapi juga bisa berkurang dengan
mengetahui bahwa apa yang terjadi tidaklah seburuk dugaan mereka.
Selain dengan kata-kata, tindakan juga bisa kamu
lakukan untuk menghadapi mereka. Misalnya dengan memberikan sentuhan fisik
seperti merangkul, memeluk, atau memegang tangannya ketika dia sedang bersedih
akibat depresinya itu. Ya tapi yang bisa ngelakuin itu cuman yang sesama
muhrimnya. Kalaupun bukan muhrim, tindakan yang bisa dilakukan dengan cara
memberikan atau melakukan sesuatu untuknya. Seperti dengan memberi makanan
kesukaannya atau membantunya menyelesaikan tugas. Tindakan-tindakan tersebut
bisa menunjukkan pada mereka bahwa kamu benar-benar peduli dan ingin membantu
mereka.
Tapi, perlu diingat bahwa cara yang aku
sebutkan di sebelumnya bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah depresi
mereka. Cara-cara tersebut hanyalah untuk penanganan awal untuk bsia menghadapi
mereka. Istilahnya itu hanya penyelesaian di permukaan. Karena untuk mengatasi
depresi itu sendiri, tidak cukup hanya dengan ditenangkan.
Lha…trus gimana cara membantu mereka supaya
bisa selesai masalahnya ?
Kamu sebagai orang terdekatnya tentu bisa membantu
dan punya andil dalam proses kesembuhan depresinya. Tapi terkadang memang ada
kasus-kasus depresi yang penanganannya butuh bantuan ahli. Jadi tips yang akan
aku sampaikan terkait cara membantu ini, hanyalah bentuk penanganan yang bisa
dilakukan oleh orang terdekat. Dan tidak bisa dipastikan akan langsung ampuh
menyelesaikan masalah. Jika memang meskipun kamu sudah membantunya sekuat
tenaga tapi kondisinya masih sama, berarti memang bukan kapasitasmu untuk itu.
Kemungkinan dia butuh bantuan ahli.
Untuk cara menyelesaikan masalahnya, mungkin
akan dibahas di lain waktu dan postingan berbeda karena postingan ini sudah
terlalu panjang.
Semoga bermanfaat.
Catatan: Tulisan ini berdasarkan pengalaman
penulis dan bersifat umum. Sehingga tidak bisa dijadikan dasar utama dalam
bertindak. Tujuannya hanya untuk jadi inspirasi saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar